Silaturohim Atau Silaturohmi ??? Inilah Jawabanya
Bahasa merupakan alat komunikasi antar makhluk hidup, banyak sekali ragam bahasa yang digunakan di dunia ini. Menurut saya pribadai bahasa yang baik adalah bahasa yang dapat dipahami/dimengerti oleh lawan bicaranya, entah itu bahasa Indonesia, Arab, Jawa, Inggris ataupun bahasa alay anak muda jaman sekarang.
Dari bahasa, seseorang dapat mengetahui tingkat akhlak dan keilmuan kita, semakin baik dan halus bahasa yang kita gunakan maka seseorang akan memberi label bahwa kita adalah orang yang mempunyai akhlak yang baik dan berpendidikan, walaupun tidak semuanya demikian.
Untuk itu kita haruslah mengetahui mana bahasa/kata yang benar dan mana yang salah, tetapi tentunya dengan tanpa niatan agar kita disebut orang yang berakhlak baik dan berpendidikan, karena orang yang berakhlak baik dan berpendidikan akan dengan sendirinya dapat berbahasa dengan baik dan halus.
Dalam masyarakat banyak kata-kata yang terkadang kita sering mempertanyakan kebenarannya dalam hati, diantaranya kita sering menjumpai kata “Shilaturrohim” dan “Silaturrahmi”. Yang menjadi pertanyaan “Manakah yang benar antara ‘Shilaturrohim’ dan ‘Silaturrahmi’ ?”
Dalam kitab Qoomi’ at-Tughyaan pada bait yang ke 18 yang berbunyi :
رَحِماً فَصِلْ بِخُلْقِكَ تُرْحَمْ | وَسْتَحْيِ رَبَّكَ اَحْسِنَنْ |
Keterangan lafadz “رحما” pada bait diatas, menurut lughot fushah (bahasa yang benar) huruf “ح” berharokat kasroh dan huruf “ر” berharokat fathah sehingga dibaca “رَحِمْ” (Rohim)
Tetapi dalam lughot bani kilaab (bahasa yang digunakan orang-orang keturunan sayid Kilaab) terkadang lafadz tersebut (رحم) diringankan dengan mensukunkan huruf “ح” dan “ر” nya diharokati dengan fathah, sehingga di baca “رَحْمِ” (Rohmi)
Dan terkadang juga Bani Kilaab mengkasrohkan huruf “ح” karena mengikutkan pada huruf “ر” yang juga berharokat kasroh, sehingga di baca “رِحِمْ” (Rihim)
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pengucapan “رحم” itu mempunyai 3 versi, yang pertama “صِلَةُ رَحِمْ” (Shilaturrohim), yang kedua “صِلَةُ رَحْمِ” (Shilaturrohmi) dan yang ketiga “صِلَةُ رِحِمْ” (Shilaturrihim)
Apabila ditinjau dari segi kebenarannya, maka tiga-tiganya adalah benar semua, tetapi menurut saya pribadai apabila ada 3 macam versi bacaan seperti itu maka pilihlah bacaan yang paling benar, tidak mengikuti lughot-lughot suatu golongan, dalam hal ini pakailah lughot fushah yaitu “صِلَةُ رَحِمْ” (Shilaturrohim).
Dalam pengamalannya (penggunaannya) itu kembali kepada diri kita masing-masing apakah “صِلَةُ رَحِمْ” (Shilaturrohim), “صِلَةُ رَحْمِ” (Shilaturrohmi) ataupun “صِلَةُ رِحِمْ” (Shilaturrihim).
Demikian penjelasan tentang Silaturrohim dan Silaturrohmi, dengan tanpa menghilangkan niat agar tulisan ini bermanfaat karena memang sebatas itulah pengetahuanku. wassalaam