Tata Cara Sholat Sunnah Hajat (Khusus) Yang Mustajab

Tata Cara Sholat Sunnah Hajat (Khusus) Yang Mustajab

Ketika memunyai sebuah hajat kepada Allah atau kepada salah seorang makhluk-Nya Rasulullah SAW membimbing umatnya untuk berwudhu dan shalat dua rakaat. Dua rakaat ini yang kemudian dikenal dengan shalat hajat, dengan harapan supaya diperkenankan hajatnya oleh Allah.

Tata Cara Sholat Hajat

Sholat hajat dilaksanakan minimal 2 rakaat maksimal 12 rakaat, dengan tiap-tiap rakaat satu salam. Sedangkan surat yang dibaca setelah fatihah dalam sholat hajat terserah bagi yang hendak melaksanakannya.

Niat Sholat Hajat

اصلّى سنّة الحاجة ركعتين للله تعالى
Ushalli sunnatal hajati rak’ataini lillahi ta’ala
“aku niat sholat hajat dua rakaat karena Allah ta’ala”

Do’a Sholat Hajat

Selepas shalat hajat hendaknya seseorang memuji Allah dan membaca shalawat untuk Rasulullah SAW. Meskipun Allah SWT sudah tahu hajat yang bersangkutan, baiknya ia membaca doa seperti yang diajarkan Rasulullah SAW sebagai berikut.

Duduk dengan khusyuk, lalu membaca istighfar 100 kali, yakni

استغفر الله العظيم
“aku memohon ampunan kepada Allah ang maha agung”

Atau yang lebih lengkap bacaan istighfar:

اَسْتَغْفِرُ الله رَبِّيْ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ وَ اَتُوْبُ اِلَيه
Astagfirullaha robbi min kulli dzanbi wa atuubu ilaih
“aku memohon ampun kepada Allah Tuhanku dari segala dosa dan aku bertaubat kepadanya”

Selesai membaca istighfar kemudian membaca sholawat 100 kali,

اللهمَّ صَلِّ عَلَى سِيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةَ الِّرضَا وَرْضَ عَنْ اَصْحَابِهِ الرِّضَا الرِّضَا.
Allahumma sholli ‘ala sayyidina muhammadin sholaatar ridho wardho ‘an ash haabihi-ridho-ridhoo.
“ya Allah, beri karunia kesejahteraan atas junjungan kami Muhammad, kesejahteraan yang diridhoi, dan ridhoilah dari pada sahabat-sahabat sekalian dengan ridho”.

kemudian membaca do’a:

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ الحَلِيْمُ الكَرِيْمُ ، سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ العَرْشِ العَظِيْم ، الحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ ، أَسْأَلُكَ مُوْجِبَاتِ رَحْمَتِكَ ، وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ ، وَالغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ ، وَالسَّلَامَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ ، لَا تَدَعْ لِي ذَنْبًا إِلَّا غَفَرْتَهُ ، وَلَا هَمًّا إِلَّا فَرَّجْتَهُ ، وَلَا حَاجَةً هِيَ لَكَ رِضًا إِلَّا قَضَيْتَهَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Lâilâha illallâhulhalîmulkarîm. Subhânallâhi rabbil ‘arsyil karîmil ‘azhîm. Alhamdulillâhirabbil ‘âlamîn. As’aluka mûjibâti rahmatik, wa ‘azâ’ima maghfiratik, walghanîmata min kullibirrin, was salâmata min kulli itsmin. La tada‘ lî dzanban illâ ghafartah, walâhamman illâ farrajtah, walâhâjatan hiya laka ridhan illâ qadhaitahâ ya arhamarrâhimîn.
Artinya : “Tiada Tuhan selain Allah yang maha lembut dan maha mulia. Maha suci Allah, penjaga Arasy yang agung. Segala puji bagi Allah, Tuhan alam semesta. Aku mohon kepada-Mu bimbingan amal sesuai rahmat-Mu, ketetapan ampunan-Mu, kesempatan meraih sebanyak kebaikan, dan perlindungan dari segala dosa. Janganlah Kau biarkan satudosa tersisa padaku, tetapi ampunilah. Jangan juga Kau tinggalkanku dalam keadaan bimbang, karenanya bebaskanlah. Jangan pula Kau telantarkanku yang sedang berhajat sesuai ridha-Mu karena itu penuhilah hajatku. Hai Tuhan yang maha pengasih.”

Kemudian mohonlah apa yang dimaksud, sambil bersujud kepada Allah dan perbanyaklah bacaan:

لَااِلَهَ اِلَّا اَنْتَ سُبْحَانَكَ اِنِّي كُنْتُ مِنَ الّظَا لِمِيْنَ
Laa ilaha illa anta subhanaka inni kuntu mina dholimiin
“tidak ada tuhan melainkan engkau, maha suci engkau, sungguh aku termasuk orang yang dholim.”

Doa di atas mengandung pujian, pengakuan keesaan, permohonan ampunan, dan permintaan pemenuhan hajat. Semoga shalat hajat berikut doanya ini membuka jalan bagi yang bersangkutan.

Dalam berbagai literatur fiqih dan buku-buku tuntunan shalat banyak ditemukan amalan dan do’a-do’a keseharian. Dari yang bersifat umum hingga do’a istimewa. Diantarado’a yang banyak ragamnya adalah do’a yang disediakan untuk shalat hajat. Akan tetapi kebanyakan penyebutan do’a-do’a itu tidak menyertakan sumber asalnya. Baik yang berasal dari ulamashalihin maupun langsung dari hadits Rasulullah saw.

Oleh karena itu sungguh ada manfaatnya apabila dalam tulisan ini diceritakan sebuah kisah tentang seorang yang tidak sempurna penglihatannya datang kepada Rasulullah saw untuk meminta do’a kesembuhan. Akan tetapi Rasulullah saw malah memerintahkannya untuk mendirikan shalat hajat lalu berdo’a yaitu:

اللهم انى اسألك واتوجه اليك بمحمد نبي الرحمة يا محمد انى قد توجهت بك الى ربى فى حاجتى هذه لتقضى. اللهم فشفعه في
Allahumma ini as’aluka waatawajjahu ilaika bi muhammadin nabiyyirrahmah, ya Muhammadu inni qad tawajjahtu bika ila Rabbi fi hajatiha zdihilitaqdhi. Allahumma fa syaffi’hufiyya.
Artinya: Ya allah Sesungguhnya aku bermohon kepada Engkau, dan aku menghadap kepada engkau dengan Muhammad Nabiyyir Rahmah, Wahai Muhammad sesungguhnya aku menghadap Tuhanku bersamamu dalam memohonkan hajatku ini agar dikabulkan. Ya Allah perkenankanlah dia (Muhammad saw) memberikan syafaatnya kepadaku.

Adapun keterangan lengkapnya sebagaimana ditahrijkanoleh At-TiridzidanIbnuMajah hadits riwayat Utsman bin Hunaif.

إن رجلا ضرير البصري اتى النبي صلى الله عليه وسلم فقال ادع الله لي انيعافينى فقال ان شئت اخرت لك فهو خير وان شئت دعوت فقال ادعه فامره ان يتوضأ فيحسن وضوءه ويصلى ركعتين ويدعو بهذا الدعاء : اللهم انى اسألك واتوجه اليك بمحمد نبي الرحمة يا محمد انى قد توجهت بك الى ربى فى حاجتى هذه لتقضى. اللهم فشفعه في
Bahwasannya ada seorang laki-laki yang penglihatannya rusak dating kepada Rasulullah saw sambil berkata “do’akanlah kepada Allah untukku, agar disembuhkan-Nya aku ini”. Rasulullah saw balik menjawab “kalau kamu mau, aku dapat menundanya untukmu dan itu lebih baik, atau kalau kamu mau aku akan mendo’akan” maka orang itupun memohon “doakanlah untukku!” .Kemudian Rasulullah saw menyuruhnya berwudhu, maka wudhulah orang tersebut dengan baik dan shalat dua raka’at dan berdo’a dengan do’a ini “Allahumma ini as’aluka waatawajjahu ilaika bi muhammadin nabiyyirrahmah, ya Muhammadu inni qad tawajjahtu bika ila Rabbi fi hajati hazdihilitaqdhi. Allahumma fa syaffi’hufiyya”.

Demikianlah Rasulullah saw menganjurkan dan membolehkan seseorang bertawassul menggunakan nama beliau sebagai seorang Nabi dan Rasul, meskipun dalam shalat hajat.