Anjungan Jawa Tengah TMII menampilkan Babad Tanah Losari

Anjungan Jawa Tengah TMII menampilkan Babad Tanah Losari

Setiap tahunnya Kabupaten Brebes mengirim kesenian yang akan ditampilkan di Anjungan Jawa Tengah yang terdapat di TMII (Taman Mini Indonesia Indah) Jakarta. Kali ini tepatnya pada Minggu 7 Oktober 2018 mendatang Kabupaten Brebes akan menampilkan Babad Tanah Losari.

Ada sebuah tarian yang khas dalam babad tanah Losari yaitu Tari Topeng yang merupakan suatu karya seni yang diciptakan oleh Panembahan Losari. Tari tersebutlah yang nantinya akan tampil mengisi pagelaran dalam Babad Tanah Losari di TMII.

Untuk mengisi pagelaran di Anjungan Jawa Tengah TMII tersebut, Dinbudpar (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata) Kabupaten Brebes mengajak pelaku seni dan melakukan seleksi terhadap para pelajar di beberapa sekolah di Kabupaten Brebes.

Wijanarto selaku Kepala Bidang Dinbudpar Kabupaten Brebes mengungkapkan, palingsedikit ada 60 pelajar yang akan ikut bermain di Babad Tanah Losari. Seleksi para pelajar dilakukan oleh Komite Tari dari Dewan Kesenian beserta Koreografer dan para guru seni di beberapa sekolah, diantaranya SMA Negeri 2 Brebes, SMP Negeri 1 Brebes dan SMP Negeri 2 Brebes. Pada jumat 28 September, Wijanarto mengatakan, “Kami mengadakan seleksi di sekolah yang mempunyai ekstrakurikuler tarinya”.

“Tari Topeng merupakan budaya khas perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat, kami memilihnya karena agar dapat terus melestaraikan budaya perbatasan tersebut ”, Tutur Wijan.

Setiap tahun, seluruh daerah yang ada di Jawa Tengah menampilkan kebudayaannya masing-masing. Brebes juga termasuk yang tahun lalu menapilkan Ronggeng Pandansari. Wijan menjelaskan, “Kalau tahun ini kami akan mengulas tentang sejarah perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat dengan menampilkan Tari Topeng”.

Kabupaten Brebes sendiri sudah mengajukan pemikiran pokok Kebudayaan Daerah sebagaimana yang diminta kementrian. Ia mengungkapkan, “Kabupaten Brebes itu seni dan bahasanya sangat bermacam-macam. Dalam bahasa, Kabupaten Brebes mempunyai Bahasa Ngapak, Sunda dan Dialek Losari”.

Wijan menjelaskan dengan rinci, dalam serat Keraton Kasepuhan Cirebon Jawa Barat, Pangeran Angkawijaya atau Panembahan Losari meripakan cucu dari Sunan Gunung Jati. Ia juga termasuk anak dari Ratu Wanawati dan pangeran Carbon yang masih keturunan raja Demak.

Wijan mengungkapkan, “Makam Panembahan Losari atau Pangeran Angkawijaya terletak di pemakaman Desa Losari Kecamatan Losari Kabupaten Brebes”.

Panembaha Losari atau Pangeran Angkawijaya tidak hanya ahli dalam bidang agama, ia juga diyakini ahli dalam bidang seni. Dalam cerita, selain ia menciptakan tari topeng, ia juga menciptakan karya motif batik mega mendung dan corak gringsing. Tidak cukup disitu, Panembahan Losari juga menciptakan Kereta Kencana yang keberadaannya kini tersimpan di Kasultanan Kasepuhan Cirebon.

Cerita Babad Tanah Losari dalam Kitab Purwaka Caruban menyatakan dimana Panembahan Losari yang masih keturunan Kasunanan Cirebon tersebut menepi di Desa Losari karena tidak mau hidup dalam kemewahan di istana. Di tempat pengasingannya di Desa Losari Panembahan Losari dapat lebih leluasa dalam mengembangkan bakat seninya.

Wijan menceritakan, “Dikisahkan juga, adanya suatu konflik di dalam istana antara Panembahan Losari atau Angkawijaya dengan kakaknya karena masalah perjodohan. Pada saat itu kakak dari Penembahan Losari akan dijodohkan dengan Putri dari Raja Pajang yaitu Nyai Mas Gamblok. Tapi putri Gamblok lebih naksir terhadap Panembahan Losari. Karena urutan usia, Panembaha Ratu menyatakan bahwa lebih berhak mengawini Nyai Mas Gamblok”.

Anton dan Aulia Wakili Kabupaten Brebes Ikut Ajang Duta Wisata Jawa Tengah

Sudah sepantasnya Tari Topeng harus dilestarikan dan ditularkan terhadap generasi saat ini secra berkelanjutan karena untuk mengapresiasi karya seni yang diciptakan oleh Panembahan Losari atau Angkawijaya.

panturapost[dot]com/giliran-babat-tanah-losari-tampil-di-tmii-anjungan-jawa-tengah
Terkait