Desa Wisata Terbaik di Indonesia - Surga Tersembunyi & Rekomendasi

Indonesia adalah negeri kepulauan yang kaya akan pesona alam dan budaya. Selama ini, banyak wisatawan hanya mengenal destinasi populer seperti Bali, Jakarta, atau Yogyakarta. Padahal, di balik kemegahan kota-kota besar tersebut, tersebar ribuan desa wisata yang menawarkan pengalaman liburan yang jauh lebih autentik, tenang, dan menyatu dengan kehidupan masyarakat lokal.

Desa wisata di Indonesia menyimpan keindahan tersembunyi yang belum banyak tersentuh modernisasi. Mulai dari hamparan sawah hijau, panorama pegunungan yang memukau, hingga tradisi budaya yang masih terjaga dengan baik—semuanya menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelancong yang ingin merasakan liburan yang lebih bermakna.

Tak hanya menyuguhkan pemandangan alam yang memanjakan mata, desa-desa wisata ini juga menghadirkan keramahan penduduk lokal yang membuat siapa pun merasa seperti di rumah sendiri. Di sinilah kamu bisa merasakan interaksi langsung dengan budaya, kuliner khas, hingga kegiatan tradisional yang menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari warga desa.

Bagi kamu yang ingin menjelajahi Indonesia secara lebih mendalam, berkunjung ke desa wisata adalah pilihan tepat. Selain memperkaya pengalaman pribadi, perjalanan ini juga turut mendukung pengembangan ekonomi lokal dan pelestarian budaya daerah.

Berikut ini adalah daftar desa wisata terbaik di Indonesia yang wajib kamu kunjungi. Temukan surga-surga tersembunyi yang akan membuat liburanmu tak hanya menyenangkan, tetapi juga penuh makna dan kenangan tak terlupakan.

1. Desa Penglipuran, Bali

Desa Penglipuran (sering juga disebut Desa Panglipuran) merupakan salah satu desa wisata paling terkenal di Bali yang telah mendapatkan banyak penghargaan, baik nasional maupun internasional. Terletak di Kabupaten Bangli, desa ini dikenal luas karena kebersihannya yang luar biasa dan tata ruang desa yang rapi dan teratur. Jalan desa yang bersih, tanpa kendaraan bermotor, menjadikan suasana lingkungan sangat tenang dan nyaman untuk dijelajahi dengan berjalan kaki.

Desa Penglipuran Bali

Salah satu daya tarik utama dari Desa Penglipuran adalah arsitektur tradisional Bali yang masih sangat terjaga. Setiap rumah warga dibangun dengan gaya arsitektur yang seragam dan menghadap ke arah yang sama, mencerminkan nilai filosofi dan kearifan lokal yang diwariskan secara turun-temurun. Keberadaan gerbang khas (angkul-angkul) di setiap rumah menambah keindahan estetika desa ini. Banyak wisatawan juga membeli kain tradisional Bali sebagai suvenir atau untuk berfoto dengan busana adat.

Tak hanya dari segi fisik, Desa Penglipuran juga dikenal karena budaya dan tradisi yang tetap hidup dalam kehidupan sehari-hari warganya. Masyarakat di sini masih memegang teguh nilai-nilai adat Bali, seperti upacara keagamaan, sistem banjar, serta tata krama sosial yang kental dengan rasa gotong royong. Hal ini membuat wisatawan yang datang tidak hanya menikmati panorama, tetapi juga bisa belajar dan menyelami budaya lokal secara langsung.

Desa ini juga aktif dalam menerapkan prinsip wisata berkelanjutan. Kebijakan bebas sampah plastik dan sistem pengelolaan lingkungan berbasis komunitas menjadikan Penglipuran sebagai contoh desa wisata ramah lingkungan di Indonesia. Tidak heran jika desa ini kerap dijadikan destinasi studi banding oleh pengelola desa wisata lainnya dari berbagai daerah.

Jika kamu mencari suasana Bali yang autentik dan jauh dari keramaian, maka Desa Penglipuran adalah pilihan yang tepat. Perpaduan antara keindahan alam, budaya yang kuat, serta keramahan warganya menjadikan desa ini salah satu surga tersembunyi yang wajib dikunjungi saat menjelajahi Bali. Sebagai tips tambahan, jangan lupa siapkan outfit nyaman dan aksesoris khas Bali agar pengalaman liburanmu makin maksimal. Untuk informasi rute dan tips kunjungan hemat, kamu bisa membaca panduan lengkap cara ke Desa Penglipuran dari Ubud di sini.

2. Desa Nglanggeran, Yogyakarta

Desa Wisata Nglanggeran terletak di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, dan menjadi salah satu destinasi unggulan berkat keindahan alamnya yang luar biasa. Daya tarik utama desa ini adalah keberadaan Gunung Api Purba, formasi batuan raksasa berusia jutaan tahun yang menjadi ikon kawasan ini. Hiking menuju puncak gunung memberikan pengalaman seru dengan pemandangan alam yang menakjubkan sepanjang jalur pendakian.

Desa Nglanggeran Yogyakarta

Dari atas puncak Nglanggeran, kamu bisa menyaksikan panorama spektakuler yang membentang luas, termasuk hamparan hijau perbukitan, persawahan, hingga area embung Nglanggeran yang menawan. Momen matahari terbit dan terbenam di tempat ini sangat diburu para pecinta fotografi dan pelancong yang mencari ketenangan alam.

Untuk pendakian yang nyaman, pastikan membawa perlengkapan memadai. Banyak traveler merekomendasikan jaket gunung waterproof dan snack praktis yang bisa dipesan lewat Shopee sebelum berangkat.

Tidak hanya menyuguhkan wisata petualangan, Desa Nglanggeran juga menawarkan berbagai aktivitas berbasis budaya dan edukasi. Wisatawan bisa mengikuti kegiatan seperti belajar membatik, membuat cokelat lokal dari kakao hasil kebun warga, hingga menikmati pertunjukan seni tradisional yang digelar oleh masyarakat setempat. Sebagai buah tangan, kamu bisa mencoba membawa pulang cokelat kakao asli Nglanggeran yang kini juga tersedia di Shopee.

Desa ini juga mendapatkan penghargaan sebagai salah satu desa wisata terbaik tingkat ASEAN karena pengelolaan wisata yang berbasis komunitas. Sistem yang dijalankan oleh warga secara gotong royong telah membuahkan hasil dalam menjaga kelestarian lingkungan, budaya, dan nilai sosial di tengah meningkatnya arus wisatawan.

Dengan kombinasi keindahan alam, kekayaan geologi, dan partisipasi aktif masyarakat lokal, Desa Nglanggeran Yogyakarta layak masuk daftar destinasi impian bagi para pencinta wisata alam dan budaya. Cocok untuk kamu yang ingin merasakan sisi lain Yogyakarta yang lebih alami, tenang, dan menginspirasi.

3. Desa Wae Rebo, Flores

Desa Wae Rebo terletak di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan dikenal sebagai salah satu desa adat paling eksotis di Indonesia. Terletak di ketinggian sekitar 1.200 meter di atas permukaan laut, desa ini dikelilingi oleh perbukitan hijau yang menghadirkan suasana sejuk dan alami. Untuk mencapainya, wisatawan harus melakukan trekking selama kurang lebih tiga hingga empat jam, menjadikan perjalanan ke Wae Rebo sebagai petualangan tersendiri yang sangat berkesan. Pastikan kamu menyiapkan perlengkapan mendaki yang memadai, seperti carrier gunung berkapasitas besar agar perjalanan lebih nyaman.

Desa Wae Rebo Flores

Daya tarik utama Wae Rebo adalah rumah adat khas yang disebut Mbaru Niang—bangunan berbentuk kerucut yang unik dan hanya bisa ditemukan di desa ini. Rumah-rumah tersebut terbuat dari bahan alami seperti bambu, ijuk, dan kayu, dan dibangun menggunakan teknik tradisional yang diwariskan dari generasi ke generasi. Setiap rumah dihuni oleh beberapa keluarga, yang menunjukkan kuatnya nilai kekeluargaan dalam masyarakat Wae Rebo.

Selain keunikan arsitekturnya, Wae Rebo juga terkenal karena budaya tradisionalnya yang masih sangat terjaga. Masyarakat setempat masih menjalankan berbagai ritual adat, termasuk upacara penyambutan tamu yang disebut “Waelu,” yang menunjukkan keramahan dan penghormatan kepada para pengunjung. Supaya lebih siap menghadapi suhu dingin di dataran tinggi, kamu juga bisa membawa sleeping bag ultra ringan yang praktis dibawa dan nyaman digunakan saat bermalam di rumah adat setempat.

Wae Rebo telah mendapatkan berbagai pengakuan internasional, salah satunya adalah penghargaan dari UNESCO dalam kategori pelestarian warisan budaya. Desa ini juga menjadi contoh sukses pengembangan desa wisata berbasis komunitas, di mana pelestarian budaya dan lingkungan dilakukan bersamaan dengan pengelolaan wisata secara mandiri oleh masyarakat.

Bagi para pecinta budaya, arsitektur tradisional, dan petualangan alam, Desa Wae Rebo di Flores adalah destinasi yang tak boleh dilewatkan. Suasananya yang tenang, jauh dari hiruk-pikuk modernisasi, menjadikan Wae Rebo sebagai surga tersembunyi yang menawarkan pengalaman liburan yang benar-benar berbeda dan mendalam.

4. Desa Sade, Lombok

Desa Sade terletak di Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Desa ini merupakan salah satu desa adat yang masih aktif mempertahankan budaya dan tradisi suku Sasak—suku asli Pulau Lombok. Keunikan Desa Sade terletak pada keaslian arsitektur rumah adat dan gaya hidup masyarakatnya yang masih sangat tradisional, menjadikannya destinasi wisata budaya yang autentik dan edukatif. Bagi yang ingin mengabadikan momen di sini, jangan lupa membawa tripod kamera travel ringan agar hasil foto lebih stabil dan maksimal.

Desa Sade Lombok

Salah satu ciri khas dari Desa Sade adalah rumah adat yang disebut Bale Tani, yang dibangun dari bahan-bahan alami seperti bambu, alang-alang, dan tanah liat. Menariknya, lantai rumah di sini dipoles menggunakan campuran tanah dan kotoran kerbau sebagai perekat alami, sebuah tradisi unik yang dipercaya mampu menjaga suhu ruangan tetap sejuk dan bebas serangga.

Selain bangunan tradisionalnya, Desa Sade juga terkenal sebagai pusat kerajinan tenun ikat khas Lombok. Hampir seluruh perempuan di desa ini menenun sejak usia belia. Wisatawan bisa melihat langsung proses pembuatan tenun, mencoba menenun sendiri, hingga membeli kain hasil karya warga sebagai oleh-oleh. Kalau tertarik membawa pulang hasil karya warga, kamu bisa menyiapkan tas selempang etnik untuk menyimpan souvenir dengan praktis saat berkeliling desa.

Suasana di Desa Sade sangat tenang dan alami, dikelilingi oleh hamparan sawah serta perbukitan yang masih hijau. Berinteraksi dengan masyarakat lokal yang ramah akan membuat pengalaman berkunjung semakin berkesan. Mereka sangat terbuka terhadap wisatawan dan kerap membagikan cerita tentang kehidupan adat, sejarah desa, hingga makna di balik setiap motif tenunan yang dibuat.

Dengan keaslian budaya, keunikan arsitektur, dan kekayaan seni tradisionalnya, Desa Sade di Lombok adalah destinasi sempurna bagi kamu yang ingin mengenal lebih dekat kehidupan suku Sasak secara langsung. Desa ini tidak hanya menjadi tempat wisata, tetapi juga ruang belajar yang hidup tentang kearifan lokal dan nilai budaya Indonesia yang luhur.

5. Desa Kampung Naga, Jawa Barat

Desa Kampung Naga terletak di Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Desa ini dikenal sebagai salah satu desa adat yang masih sangat kental mempertahankan budaya Sunda asli. Berbeda dari desa modern lainnya, masyarakat Kampung Naga hidup dalam kesederhanaan, mengikuti aturan adat yang sudah diwariskan turun-temurun, serta menjunjung tinggi prinsip hidup selaras dengan alam. Bagi kamu yang mau jalan-jalan ke sini, bawa jas hujan travel sangat direkomendasikan, karena jalur menuju desa cukup sering diguyur hujan.

Desa Kampung Naga Jawa Barat

Salah satu keunikan utama dari Kampung Naga adalah tata ruang desa yang tertata rapi secara tradisional. Rumah-rumah warga dibangun seragam menggunakan material alami seperti bambu, ijuk, dan kayu, serta beratapkan daun nipah. Tidak ada listrik atau teknologi modern yang digunakan dalam desa, karena masyarakat setempat berkomitmen untuk menjaga kemurnian adat istiadat mereka.

Untuk mencapai Kampung Naga, pengunjung harus menuruni lebih dari 400 anak tangga yang menghubungkan jalan utama dengan lembah tempat desa ini berada. Perjalanan ini justru menjadi bagian dari daya tarik tersendiri karena sepanjang jalan, pemandangan sawah, sungai, dan hutan tropis menjadi latar alami yang menyegarkan mata. Supaya perjalanan makin nyaman, bisa pakai sandal gunung anti slip yang cocok untuk jalur tangga licin saat musim hujan.

Pengalaman wisata di Kampung Naga bukan hanya tentang melihat kehidupan tradisional, tetapi juga belajar langsung dari masyarakatnya. Wisatawan dapat mengenal lebih dalam tentang sistem adat yang dijalankan, termasuk tata cara bermasyarakat, pertanian organik, hingga tradisi ritual yang masih dijalankan dengan khidmat. Penduduk Kampung Naga dikenal sangat ramah dan terbuka terhadap pengunjung, namun tetap menjaga batas-batas adat yang tidak boleh dilanggar.

Kampung Naga di Tasikmalaya menjadi simbol hidup harmoni antara manusia dan alam, sekaligus bukti nyata bahwa nilai-nilai budaya lokal tetap bisa bertahan di tengah arus modernisasi. Bagi kamu yang ingin merasakan atmosfer masa lalu Sunda yang masih terjaga dengan sempurna, desa ini adalah destinasi yang tidak boleh dilewatkan.

6. Desa Tenganan, Bali

Desa Tenganan merupakan salah satu desa adat Bali yang dikenal dengan sebutan Bali Aga, yaitu komunitas Bali asli yang telah menetap sejak sebelum masuknya pengaruh Hindu Majapahit ke pulau ini. Terletak di Kabupaten Karangasem, desa ini menjadi salah satu destinasi wisata budaya yang sangat menarik karena kehidupan masyarakatnya masih sangat terikat dengan tradisi leluhur yang sakral dan penuh filosofi. Agar perjalanan lebih nyaman, jangan lupa bawa sling bag travel yang simpel untuk menyimpan barang penting saat menjelajah area desa.

Desa Tenganan Bali

Yang membuat Tenganan unik adalah sistem adat dan struktur sosialnya yang berbeda dari kebanyakan desa di Bali modern. Masyarakat di sini hidup berdasarkan aturan adat yang disebut Awig-Awig, yang mengatur segala aspek kehidupan mulai dari pembagian lahan, perkawinan, hingga ritual keagamaan. Desa ini juga menerapkan sistem kasta yang berbeda, serta menjaga kemurnian garis keturunan melalui pernikahan dalam komunitas tertutup.

Salah satu daya tarik utama Desa Tenganan adalah kerajinan tenun Gringsing, yang menjadi satu-satunya kain tenun ganda (double ikat) yang masih diproduksi secara tradisional di Indonesia. Teknik pembuatannya sangat rumit dan memerlukan waktu hingga bertahun-tahun. Konon, hanya keluarga tertentu yang mewarisi pengetahuan ini, menjadikannya sebagai warisan budaya yang sangat bernilai tinggi. Buat yang tertarik bawa pulang tenun atau suvenir khas Bali, bisa intip souvenir Bali yang cantik dan praktis di Shopee.

Setiap tahun, desa ini mengadakan berbagai upacara adat dan festival budaya seperti Perang Pandan (Mekare-kare) yang menjadi simbol keberanian dan penghormatan kepada leluhur. Ritual ini menarik banyak wisatawan karena penuh warna, namun tetap dilaksanakan dengan nilai spiritual yang tinggi dan tidak dikomersialkan secara berlebihan.

Berjalan-jalan di Desa Tenganan akan memberimu pengalaman yang benar-benar berbeda dari keramaian Bali modern. Jalan-jalan kecil yang bersih, rumah-rumah batu berderet simetris, serta interaksi langsung dengan penduduk yang ramah dan penuh makna, membuat desa ini layak disebut sebagai surga budaya tersembunyi di Bali.

Bagi kamu yang ingin menyelami akar budaya Bali asli dan merasakan nuansa masa lalu yang masih hidup hingga kini, Desa Tenganan di Karangasem adalah pilihan destinasi yang tidak boleh dilewatkan. Tempat ini bukan hanya wisata, tapi juga pelajaran hidup tentang harmoni, filosofi, dan pelestarian identitas lokal di tengah arus globalisasi.

7. Desa Tomohon, Sulawesi Utara

Desa Tomohon terletak di dataran tinggi Sulawesi Utara dan dikenal sebagai destinasi wisata yang memadukan keindahan alam, budaya, serta aktivitas tradisional masyarakat Minahasa. Berada di kaki Gunung Lokon, desa ini menyajikan panorama pegunungan yang sejuk dan asri, menjadikannya tempat ideal untuk relaksasi maupun petualangan alam. Untuk menikmati trekking atau menjelajah area sekitar, pastikan membawa sepatu gunung yang nyaman agar perjalanan makin aman dan seru.

Desa Tomohon Sulawesi Utara

Salah satu ikon paling terkenal dari Tomohon adalah Pasar Ekstrem Tomohon, yang menjual beragam bahan makanan tradisional, termasuk hasil bumi dan rempah khas Minahasa. Meski sering jadi perbincangan karena menjual produk tidak biasa, pasar ini tetap menjadi cerminan nyata dari kearifan dan keberanian budaya lokal dalam mempertahankan identitas kuliner dan ekonomi tradisionalnya.

Tomohon juga dikenal sebagai kota bunga. Setiap tahun, desa ini menggelar Tomohon International Flower Festival (TIFF), sebuah acara bertaraf internasional yang menampilkan parade bunga warna-warni, kendaraan hias, serta pertunjukan seni dari berbagai daerah dan negara. Festival ini menjadi magnet wisata yang menarik ribuan pengunjung domestik maupun mancanegara, serta memperkuat citra Tomohon sebagai pusat hortikultura dan budaya tropis di Indonesia timur.

Bagi pencinta alam, Tomohon menjadi gerbang menuju Taman Nasional Gunung Lokon, salah satu gunung api aktif yang populer di kalangan pendaki. Trekking ke puncaknya memberikan pengalaman luar biasa dengan pemandangan kawah luas, udara segar, serta lanskap pegunungan yang memesona. Agar momen mendaki makin berkesan, jangan lupa bawa tas ransel hiking yang ringan dan tahan air.

Keunikan lain dari Desa Tomohon adalah keragaman budaya dan toleransi umat beragama yang sangat kuat. Banyak gereja tua dengan arsitektur indah tersebar di kawasan ini, menjadi bukti sejarah panjang kekristenan di Minahasa. Masyarakatnya ramah dan terbuka terhadap wisatawan, menjadikan pengalaman mengunjungi desa ini semakin menyenangkan dan berkesan.

Dengan kekayaan alam, kekuatan budaya lokal, dan atraksi wisata yang beragam, Desa Tomohon di Sulawesi Utara pantas masuk dalam daftar desa wisata terbaik di Indonesia. Tempat ini bukan hanya destinasi rekreasi, tetapi juga ruang belajar tentang harmoni antara manusia, tradisi, dan lingkungan alam yang lestari.

8. Desa Baduy, Banten

Desa Baduy terletak di wilayah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Desa ini menjadi rumah bagi komunitas adat suku Baduy, yang terkenal karena komitmennya dalam menjaga tradisi leluhur serta gaya hidup yang harmonis dengan alam. Wisata ke Desa Baduy bukan sekadar perjalanan, tetapi sebuah pengalaman mendalam untuk memahami cara hidup yang sederhana, jujur, dan penuh makna.

Desa Baduy Banten

Komunitas Baduy terbagi menjadi dua kelompok utama, yaitu Baduy Dalam dan Baduy Luar. Baduy Dalam sangat ketat menjaga aturan adat, menolak segala bentuk teknologi modern, listrik, transportasi bermesin, dan bahkan tidak memperkenankan tamu untuk memotret atau menggunakan perangkat elektronik selama kunjungan. Hal ini menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang ingin merasakan kehidupan yang benar-benar alami dan minim distraksi digital.

Sementara itu, Baduy Luar bersifat lebih terbuka terhadap pengunjung dan sedikit lebih fleksibel dalam penerimaan teknologi, meski tetap menjaga adat istiadat mereka dengan kuat. Di wilayah ini, pengunjung bisa berinteraksi lebih bebas, belajar membuat kain tenun khas Baduy, serta mencicipi hasil pertanian organik yang diolah dengan cara-cara tradisional dan ramah lingkungan.

Aktivitas utama saat berkunjung ke desa ini adalah menyusuri jalur trekking yang melewati bukit, sungai, dan jembatan bambu. Perjalanan kaki menuju pemukiman Baduy Dalam bisa memakan waktu 4–6 jam dari Ciboleger, gerbang masuk ke wilayah Baduy. Meski cukup menantang, perjalanan ini menawarkan pemandangan hutan lebat yang masih alami dan udara pegunungan yang segar. Agar lebih nyaman, disarankan membawa perlengkapan ringan seperti topi lapangan anti panas agar terlindung dari terik matahari.

Selain itu, jangan lupa membawa botol minum outdoor agar tetap terhidrasi sepanjang perjalanan trekking yang panjang dan menantang. Banyak wisatawan yang menganggap perjalanan ini sebagai bentuk kontemplasi spiritual di tengah alam.

Budaya Baduy sangat kaya akan filosofi hidup, di antaranya adalah prinsip “Gunung teu meunang dilebur, lebak teu meunang diruksak” yang artinya gunung tidak boleh dihancurkan dan lembah tidak boleh dirusak. Prinsip ini mencerminkan pandangan ekologis suku Baduy yang sangat kuat dan bisa menjadi pelajaran penting dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Dengan segala keunikannya, Desa Baduy di Banten merupakan destinasi wisata budaya yang otentik dan inspiratif. Kunjungan ke desa ini bukan hanya tentang melihat, tetapi juga tentang merasakan dan belajar. Jika kamu ingin menemukan ketenangan dan kedalaman makna dalam perjalanan, maka desa ini adalah tempat yang sangat tepat untuk dijelajahi.

9. Desa Cibuntu, Jawa Barat

Desa Cibuntu merupakan salah satu desa wisata unggulan di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Desa ini dikenal luas berkat keberhasilannya memadukan keindahan alam, kekayaan budaya lokal, dan pemberdayaan masyarakat dalam satu paket wisata yang autentik dan menyegarkan. Terletak di lereng Gunung Ciremai, Cibuntu menawarkan suasana sejuk, asri, dan jauh dari hiruk-pikuk kota.

Desa Cibuntu Jawa Barat

Wisatawan yang datang ke Desa Cibuntu akan disambut dengan pemandangan sawah hijau yang terhampar luas, aliran sungai yang jernih, serta udara pegunungan yang segar. Tempat ini sangat cocok bagi kamu yang mencari ketenangan, menyatu dengan alam, dan ingin menikmati suasana khas pedesaan yang masih sangat alami. Tidak heran jika desa ini pernah meraih penghargaan sebagai salah satu desa wisata terbaik ASEAN.

Selain pesona alamnya, Cibuntu juga terkenal dengan kekayaan budaya dan sejarahnya. Desa ini memiliki situs-situs purbakala seperti Batu Kuda dan Makam Buyut Trusmi, yang sering menjadi objek wisata ziarah dan penelitian. Warga desa pun aktif melestarikan tradisi leluhur, termasuk melalui pertunjukan seni tradisional seperti tari topeng dan gamelan khas Sunda. Untuk kenyamanan trekking, kamu bisa pakai Kaos Quick Dry Outdoor agar tetap nyaman dan cepat kering meski berkeringat.

Desa ini juga menjadi pelopor dalam konsep ekowisata berbasis masyarakat. Para wisatawan bisa mengikuti kegiatan harian warga seperti bertani, beternak, memanen sayuran organik, bahkan belajar membatik. Tersedia pula homestay yang dikelola oleh penduduk lokal, sehingga interaksi wisatawan dengan masyarakat menjadi lebih dekat dan bermakna.

Salah satu daya tarik favorit adalah curug atau air terjun mini yang mengalir dari pegunungan Ciremai, cocok untuk bermain air atau sekadar menikmati ketenangan alam. Untuk perlindungan ekstra saat tracking di jalur licin, kamu bisa bawa Sarung Tangan Outdoor Anti Slip yang praktis dan melindungi tangan dari lecet.

Bagi kamu yang ingin liburan penuh inspirasi, edukatif, dan menyegarkan pikiran, Desa Cibuntu di Jawa Barat adalah pilihan yang tepat. Pesona alam, keramahan penduduk, serta nilai-nilai lokal yang tetap dijaga menjadikan desa ini surga tersembunyi yang layak dijelajahi.


Desa wisata di Indonesia bukan hanya tempat untuk berlibur, tetapi juga ruang belajar yang kaya akan nilai-nilai budaya, tradisi, dan kearifan lokal. Setiap sudut desa menghadirkan kisah yang berbeda, dari kerajinan tangan yang diwariskan turun-temurun hingga adat istiadat yang masih dijaga dengan sepenuh hati oleh masyarakat setempat.

Menjelajahi desa wisata berarti kamu tidak hanya menikmati keindahan alam seperti sawah hijau, pegunungan, atau sungai jernih, tetapi juga menjadi bagian dari kehidupan masyarakat yang ramah dan terbuka. Interaksi langsung dengan penduduk desa, mencicipi kuliner khas daerah, hingga ikut serta dalam kegiatan tradisional akan memberikanmu pengalaman liburan yang lebih mendalam dan berkesan.

Selain memberi manfaat bagi dirimu sebagai wisatawan, kunjungan ke desa-desa wisata ini juga berkontribusi langsung pada perkembangan ekonomi lokal. Dengan menginap di homestay, membeli produk UMKM, dan mengikuti tur budaya, kamu turut mendukung kelestarian lingkungan dan pelestarian warisan budaya bangsa.

Jadi, jika kamu sedang merencanakan liburan yang berbeda dari biasanya, pertimbangkan untuk menjelajahi desa wisata terbaik di Indonesia. Temukan keindahan tersembunyi yang jarang dieksplorasi wisatawan, dan rasakan sensasi liburan yang lebih tenang, bermakna, dan tak terlupakan.

Nusantara memiliki banyak permata tersembunyi yang menunggu untuk dijelajahi. Kini saatnya kamu membuka peta, memilih destinasi, dan memulai petualangan menjelajahi desa wisata Indonesia. Siapkan kamera, kosongkan pikiran dari hiruk-pikuk kota, dan biarkan desa menyambutmu dengan keajaibannya yang alami.

© 2025 Teras Jagat | Teras Travel